Kamis, 30 Mei 2013
profil alone at last
ALONE AT LAST (disingkat AAL) pertama kali dibentuk tahun 2002 oleh Athink, Bahe, dan Abok, Kemudian saya (Indra) ikut bergabung untuk bermain gitar dan menyanyi. Karena kita ngebutuhin vokal yang bisa lebih ekspresif dan cocok dengan jenis musik yang menurut kita terhitung progresif saat itu, kita sempat meminta Ujo, untuk menyanyi untuk AAL, tapi kemudian kita menemukan Yas, yang saat itu gawe di Disconnect, Buah Batu. Bahe ngerekomendasiin Yas untuk bergabung bersama kita. Bahe sendiri saat itu fotografer di Ripple Magazine, sebuah majalah Indie populer di kota Bandung. Salah satu majalah yang menyuarakan karya-karya musik Indie Indonesia, khususnya di Bandung. Dari majalah Ripple inilah, AAL mulai bisa banyak berkembang dan dipromosikan ke khalayak massa musik underground/indie di bandung dan jakarta. Sebagaimana Athink, Bahe yang mempunyai network musik yang cukup luas ini memegang peranan penting dalam awal pembentukan band yang sering dicap "Emo Indonesia" ini.Selama hampir setahun dalam tahun 2002, AAL hanya manggung 2 kali, yang pertama di tempat skate anak-anak bandung, yaitu di Bouqiet Cafe "FREE AT LAST" dan yang kedua di Kuningan Jakarta. Apresiasi masa dengan lagu-lagu AAL sudah lumayan baik. Lagu yang dibawakan saat itu cukup banyak, tapi yang sempat dirilis oleh Ripple Magazine dan Riotic Compilation cuma ada dua; "No More Worries" dan "No Feeling", yang kebetulan posisi vokal masih dipegang oleh saya sendiri (sambil ngegitar). Meskipun dibuat dalam format CD demo, dua lagu ini juga dipromosikan dalam bentuk kaset tape di Ripple Magazine. Berikut dengan page Interview AAL di dalamnya.Ada satu kejadian yang membuat AAL beruntung saat itu. Sebuah perusahaan rekaman nasional menawarkan kita untuk membuat album full setelah mendengar lagu2 promosi dari Ripple itu. Mereka meminta 5 sample lagu AAL yang baru sebelum mereka betul2 akan menawarkan kontrak serius. Sejak kesempatan itu, otomatis kita semua langsung membuat rekaman demo sebanyak 5 lagu. Kita rekaman di STUDIO 45 yang saat itu berlokasi di Jl. Riungpurna II, Bandung. Dalam proses rekaman demo, saya dan Bahe tiba-tiba punya keraguan kalau perusahaan rekaman itu betul-betul menginginkan AAL untuk dirilis. Saya pribadi khawatir bahwa CD demo kita tertukar dengan band lain yang kebetulan sewaktu itu sedang promosi juga, band itu bernama CUPUMANIK. Setelah investigasi ke Ripple dan pihak perusahaan rekaman, ternyara dugaan saya benar... wakil dari perusahaan rekaman itu mendengarkan CD dari Cupumanik, dan bukan Alone at Last.Kecewa dengan kenyataan yang pahit ini, AAL tidak berhenti di tengah jalan. Rekaman tetap diteruskan. Kita berpikir "WHY WE SHOULD DEPENDS OUR DESTINY TO MAJOR LABELS? WE CAN BE PRODUCTIVE WITHOUT WITHOUT THEM". Di sinilah spirit Indie AAL berasal - Indie yang bermakna "Independent" pada dasarnya punya prinsip yang sama dengan "Underground" yaitu D.I.Y (Do It Yourself). Dengan bantuan pemilik studio, Chaerul (Gitaris Noin Bullet), dan sound engineer profesional, Yayat (Soundman BURGERKILL, band Metal nomor satu di Indonesia), dan Yoni (ex-vokalis Turtle Junior). AAL akhirnya melahirkan album pertamanya (E.P) yang diberi judul "Sendiri Vs. Dunia" - Athink lebih tahu banyak tentang sejarah penamaan album E.P ini, yang pastinya ia lebih berhubungan dengan toilet dibandingkan dengan state of mind AAL sesungguhnya ttg dunia.Andhika, gitaris band punk Bandung TURTLE JR., tertarik untuk merilis album "Sendiri Vs. Dunia", AAL dijadikan proyek pertama perusahaan rekaman indie pertamanya, ABSOLUTE RECORDS. Album "Sendiri Vs. Dunia" secara resmi dirilis tahun 2004. Hit pertamanya yang terkenal dan sering di pasang di radio-radio di Bandung berjudul "Amarah, Senyum, dan Air Mata". Videoklipnya kemudian dibuat oleh Speed-o-Film, disutradai oleh Eric. Pembuatan videoklip ini juga dibantu oleh teman-teman dari band punk ternama di Bandung, SENDAL JEPIT dan band punk cewek BOYS R TOYS. Menurut koran Kompas, Videoklip lagu ini mencatat rekor sebagai videoklip yg paling banyak di download di Youtube di Indonesia (source: http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/26/1954593/budaya.ekspos.di.jagat.maya).Beberapa bulan sebelum rekaman, ketika tahun 2003, Abok mengundurkan diri dari AAL karena ingin lebih fokus pada pekerjaannya sejak ia diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di dinas Balai Perkotaan Bandung.Ubey datang di saat yang tepat, saat itu Ubey yang botak dan berperawakan kurus masih "malu-malu" ketika manggung di Gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC), sebuah show Underground di kota Cianjur, Jawa Barat. Tapi tidak lama kemudian, seperti Yas, Ubey menjadi perhatian utama para penonton karena aksi panggungnya yang katanya "cadas!"Teman-teman dari SENDAL JEPIT dan ROCKET ROCKERS selama perjalanan sejauh ini sangat banyak mendukung awal terbetuknya band ini. Dan begitu juga dengan band-band lain seperti JOLLY JUMPER, DISCONNECTED, BESIDE, NUDIST ISLAND, BUCKSKIN BUGGLE, dan banyak lagi.Tanpa diduga album SENDIRI Vs. DUNIA (EP) terjual hingga 1,500 kopi dalam bentuk kaset dan masih diproduksi ulang hingga sekarang. Versi bajakan pun tidak kalah banyaknya, orang banyak yang membajak album pertama AAL ini dan menyebarkan materi ini ke masa-masa lain. Meskipun tidak mengeluarkan versi CD, album CD bajakan AAL dapat ditemukan di pasar kembang dan tempat-tempat lain yang menjual CD dan DVD bajakan. Tentunya, kualitas suaranya tidak sebagus yang asli. Dalam versi bajakan ini juga judul-judul lagu banyak yang diubah. Lagu "Kisah Jejak Terhina", contohnya, diubah menjadi "Yang Tersiksa".Sejak album dan videoklip pertama AAL dipublikasikan ke media-media, termasuk ke Radio Paramuda, Ardan, Stasiun TV lokal STV, dan ke MTV. AAL mulai menjadi perhatian banyak orang. Baik itu mereka yang ngefans maupun yang membencinya. Ditambah dengan suara-suara parau "anti-EMO" yang tidak menyukai musik-musik seperti AAL - meskipun AAL tidak pernah mencap dirinya emo. Jadwal manggung pun (gigs) pun mulai memenuhi agenda mingguan AAL. Anoy, yang waktu itu manager AAL banyak berjasa dalam membawa AAL dalam proses ini.Tahun 2006 saya menyatakan mengundurkan diri dari AAL berhubung urusan keluarga dan rencana studi ke Australia. Setelah melakukan beberapa sesi audisi, akhirnya posisi saya diisi oleh Ucay, yang sampai sekarang masih bermain di AAL. Dengan formasi inilah, Athink, Ubey, Yas, Bahe, dan Ucay, AAL melahirkan album keduanya yang berjudul "JIWA". Dirilis tahun 2008 dengan produser yang sama Andhika, Chaerul, dan Yayat, lagu-lagu baru AAL mulai melakukan sedikit eksperimen. Hits barunya berjudul "Muak Untuk Memuja", yang videoklipnya dirilis di tahun 2008 dan disutradai oleh Yas sendiri. Selain Muak Untuk Memuja,hits alone at last seperti "Jiwa", "Taman", "Gadis Kecil Berbisa", dan "Dear Love" juga sering masuk chart atas di radio-radio lokal.Selain Bandung dan Jakarta, kali ini massa AAL mulai merambah dari Medan, Riau, Palembang, Garut, Tangerang, Cirebon, Tasikmalaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Pontianak, Makassar, dan Papua. Sehingga di tahun 2006 dan 2007 adalah tahun-tahun yang penuh dengan tur musik. Di tahun-tahun ini juga mulai terbentuknya sebuah perkumpulan non-formal para penggemar AAL yang dinamakan STAND ALONE CREW (SAC), sebuah komunitas musik untuk berbagi pengalaman, berdiskusi, dan turut berpartisipasi dalam mengembangkan pergerakan musik underground di Bandung. SAC hingga sekarang masih aktif dibawah manajemen baru yang dikepalai oleh saya sendiri, bersama dengan Davit, dan Rizzy (Indiebandung.com).Dengan keluarnya Bahe dari AAL di tahun 2007, posisi gitar hanya dipegang oleh Ucay. Untuk mengisi kekosonganm posisi ini, AAL menarik additional player yang bernama Davit (Beauty forgotten) yang sejak sebelumnya sudah menjadi kru AAL. Di pertengahan tahun 2008, karena pulang ke Indonesia, saya secara resmi menyatakan untuk bergabung kembali dengan AAL. Teman-teman dan keluarga besar AAL ikut menyambut baik kembalinya saya ke dalam band. Meskipun tidak terlibat banyak dalam proses rekaman album Jiwa, saya ikut bergabung dalam proses pembuatan videoklip baru AAL "Muak Untuk Memuja". Hingga sekarang formasi AAL antara lain: Athink, Ubey, Yas, Ucay, dan saya sendiri, Indra. Sedangkan posisi manager tidak lagi dipegang oleh Anoy, tapi oleh Kikio Nugraha. Dan posisi Road Manager dipegang oleh M. Ikrar Hasibuan (Bang Ucok), dan dibantu oleh kru-kru handal: Davit, Deeda, Amy, Bruise, Rizq. Beberapa kru dari Absolute Records kadang-kadang turun tangan untuk membantu dalam event tertentu.Kini AAL sudah berumur 7 tahun, bukan waktu yang sedikit dalam karir musik. AAL tidak mempedulikan label Indie atau Major seperti yang sering diributkan oleh sebagian musisi dan pemerhati musik yang idealis. Bagi AAL mengembangkan karir musik bis dimana saja. Kenyataannya, batas pemisah antara Indie dengan Major sudah semakin tipis. Perusahaan-perusahaan musik besar Indonesia pun sudah mulai banyak melirik band-band indie, seperti ROCKET ROCKERS dan BURGERKILL yang pernah dirilis oleh SONY. Dalam kerangka globalisasi yang semakin terasa oleh kehidupan kita sehari-hari, AAL mendukung semua band-band lokal Indonesia yang selalu bergerak dalam kerangka progresivitas musik, terutama dalam mempertahankan keunikan musik belantika Indonesia, yang merupakan perkawinan dari subkultur timur dan barat, tradisional dan modern, belantika dan mancanegara. Melawan semua diferensiasi sosial dalam komunitas Underground. Persatuan para musisi dengan orang-orang yang bergerak dan bekerja di bidang media massa, baik cetak maupun elektronik memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan hidup dan matinya kreativitas dan keunikan musikalitas musik-musik Underground/Indie seperti yang diusung oleh AAL. Tanpa menolak keberadaan musik Pop, AAL bersama band-band lokal lain menawarkan alternatif musik lain. Demi menjaga keberagaman belantika musik Indonesia.
Selasa, 21 Mei 2013
nama band metal indonesia
DAFTAR BAND METAL INDONESIA KUALITAS DUNIA
Band Metal Indonesia Terbaik Berkelas Dunia
Perkembangan band metal Indonesia
yang semakin pesat dari zaman ke zaman, dan semakin kreatifitasnya
anak-anak bangsa untuk membuat alunan-alunan distorsi yang inovatif,
membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani oleh negara
lain akan perkembangan musiknya terutama musik metal.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
band metal Indonesia yang menuai presatasi gemilang di berbagai penjuru
dunia, selain itu banyak juga band metal asal Indonesia yang sudah
melakukan tour-tour di berbagai negara yang sangat kental akan
perkembangan musik metal-nya.
Berikut ini adalah beberapa
band-band metal Indonesia terbaik menurut kami, yang kualitasnya dapat
disetarakan dengan band-band metal top dunia.
Burgerkill
Wall of Death.!!! itulah yang terlintas di benak kita apabila apabila mendengar nama band yang satu ini. Burgerkill
adalah salah satu band metal asal UBER atau Ujungberung yaitu tempat
berkembangnya komunitas metal yang paling kental di kota Bandung. Band
ini sudah terbentuk pada bulan mei 1995, mereka mengambil nama dari
sebuah restoran cepat saji di Amerika yaitu Burgerking yang mereka
parodikan menjadi Burgerkill.
Burgerkill sempat mengalami musibah
dikarenakan wafatnya sang vokalis Ivan ‘scumbag’ Firmansyah akibat
radang otak pada tanggal 27 Juli 2006. Walaupun sempat terpuruk,
Burgerkill perlahan bangkit dengan segera mencari sosok pengganti Ivan
sebagai frontman Burgerkill. Setelah melewati proses audisi yang cukup
panjang, akhirnya terpilihlah Vicky sebagai frontman baru Burgerkill
untuk melanjutkan perjalanan karir mereka.
Burgerkill membuka awal baru dengan
merilis album Beyond Coma and Despair pada tahun 2006, dan melakukan
berbagai tour di kota-kota besar seperti Jawa dan Bali. Setelah sukses
dengan tournya, Burgerkill juga sempat mengisi event musik
internasional bersama band-band metal berkelas dunia seperti The Black
Dahlia Murder, Mastodon, Himsa, dan As I Lay Dying.
Forgotten
Lahirnya Forgotten mempunyai
persamaan dengan Burgerkill, karena band ini sama-sama berasal dari
komunitas musik Homeless Crew asal Ujungberung kota Bandung. Forgotten
terkenal dengan lirik lagunya yang menurut sebagian orang mungkin
terlihat nyeleneh, tetapi menurut sebagian orang juga lirik lagu
forgotten ini memliki arti yang mendalam apabila dihayati dan diresapi
setiap lirik lagunya.
Forgotten juga termasuk salah satu
band metal Indonesia yang kerap kali bergunta ganti personil, selain itu
Forgotten juga kerap kali menuai berbagai kontroversi ketika mereka
merilis album, seperti album yang berjudul Tuhan Telah Mati pada tahun
2001. Mungkin kalian juga bisa mengerti mengapa album ini bisa begitu
kontroversial, tetapi apabila dilihat dari sisi yang lain, album ini
merupakan kebebasan berfikir dan berekspresi para personil Forgotten
untuk menghasilkan sebuah karya seni terbaik bagi mereka dan juga
penikmat musik metal tanah air.
Walaupun begitu banyak kontroversial
yang menerpa band ini sejak dahulu, tetapi Forgotten masih tetap
mempunyai space di hati para pencinta musik metal Indonesia. Aksi dan
peformance nya diatas panggung pun sering kali ditunggu oleh para
pencinta musik metal tanah air terutama di kota asalnya Bandung.
Beside
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa Homeless Crew merupakan salah satu komunitas yang banyak
menghasilkan band-band metal top Indonesia. Band sekelas Beside pun
merupakan salah satu band yang lahir dari komunitas ini. Beside juga
merupakan salah satu band metal Indonesia yang kerap kali bergunta ganti
personil.
Beside sempat menuai kontroversi
karena tragedi yang terjadi pada saat launchingnya album perdana mereka
yang berjudul “Against Ourselves” pada tanggal 9 Februari 2008. Tragedi
ini menyebabkan 11 orang tewas akbat terinjak-injak dikarenakan antrian
yang semakin lama semakin bertumpuk yang bertempat di gedung AACC
Bandung. Tragedi ini merupakan salah satu tragedi terburuk dalam sejarah
dunia musik metal tanah air dan membuat seluruh komunitas underground
tanah air turut berduka.
Akibat tragedi tersebut, pihak
aparat berwenang akhirnya dengan tegas membatasi rangkaian acara musik
underground di kota Bandung. Hal ini di buktikan dengan sangat sulitnya
mendapatkan izin menggelar konser musik, terutama musik underground,
terlebih lagi apabila acara tersebut diadakan pada malam hari. Dengan
kejadian ini pula membuat seluruh komunitas underground tanah air
berbenah diri khususnya kota Bandung dan menjadikan komunitas ini
menjadi semakin dewasa.
Siksa Kubur
Siksa Kubur
adalah band yang beraliran death metal asal Jakarta yang terbentuk pada
tanggal 6 Juli 1996, dengan formasi awal Japra (Vokal), Burgenk (Bass),
Ade Godel (Gitar), dan Andyan Gorust (Drum). Band ini merupakan salah
satu band metal indonesia yang sangat dinantikan penampilannya di atas
panggung oleh para pencinta musik metal tanah air.
Sejauh ini Siksa Kubur sudah merilis
beberapa album diantaranya The Carnage (2001), Back to Vengeance
(2002), Eye Cry (2003), Back to Vengeance / The Carnage (2003), Podium
(2007), dan Tentara Merah Darah (2010). Pada akhir tahun 2010 sang
vokalis japra resign dari Siksa Kubur dan digantikan oleh Septian
(Distrust).
Noxa
Noxa !!! siapa yang ngga kenal band
yang satu ini ??? band beraliran grindcore yang terbentuk pada tahun
2002 ini sudah mengharumkan nama bangsa di pentas musik dunia pada acara
Obscene Extreme Festival pada tahun 2010. Lewat kreatifitas dan
syair-syairnya, NOXA mampu menghipnotis para penonton yang datang pada
acara grindcore terbesar di dunia tersebut. Selain itu NOXA pun sudah
banyak malang melintang di berbagai negara-negara di penjuru dunia
seperti Malaysia, Singapura, Finlandia, Ceko, dan berbagai negara
lainnya.
Jasad
Homeless Crew!!! lagi-lagi komunitas
ini melahirkan sosok band legendaris yang sudah tidak asing lagi di
telinga kita dengan aliran brutal death metal-nya yaitu Jasad. Band ini
terbilang sukses menyelipkan unsur budaya lokal (sunda) dengan alunan
musik metal ala budaya barat.
Banyak informasi yang menyatakan
bahwa Jasad berdiri pada tahun 2000. Tetapi sebenarnya band beraliran
brutal death metal ini sudah terbentuk sejak tahun 1992 dengan formasi
awal Tito, Yulie, dan Farid. Namun dengan seiring berjalannya waktu,
Jasad sudah mengalami beberapa pergantian personil dan sekarang Jasad
tetap kokoh dengan formasi Man (vokal), Yulie (bass), Ferly (gitar), dan
Abaz (drum). Jasad dapat dikatakan sebagai band death metal yang paling
berpengaruh di kalangan komunitas underground. Tidak hanya di kota
Bandung tetapi seluruh Indonesia.
Mesin Tempur
Ber-headbang ria menikmati distorsi
grindcore sambil tertawa bersama kawan-kawan, mungkin menjadi sebuah
memori indah ketika kita menikmati performance dari band yang satu ini.
Band yang lahir di Ujungberung kota Bandung ini, sempat sangat booming
di sekitar tahun 2008 dengan hits-hitsnya seperti “Beca Tiguling”,
“Intisari”, “Mari Membaca”, dan beberapa lagu lainnya.
Lirik yang terkesan nyeleneh tetapi
menawarkan kesan entertain yang sangat menarik, membuat Mesin Tempur
menjadi salah satu band yang paling ditunggu aksi penampilannya nya di
atas panggung. Hal menarik lainnya adalah bahwa mesin tempur selalu
memakai topeng berbalut kain hitam bergambar tengkorak disetiap
penampilannya, hal ini membuat banyak orang sulit untuk mengungkap
identitas para personil dari band ini.
Dead Squad
Band pelantun lagu “Horror Vision”
yang sempat boooming pada tahun 2009 ini memang pantas untuk dijadikan
salah satu band metal terbaik indonesia saat ini. Walaupun band ini baru
terbentuk pada tahun 2008, tetapi kualitas dan aransement lagu yang
dihasilkan oleh Dead Squad mampu memikat para pencinta musik metal di
tanah air.
Dead Squad juga termasuk salah satu
band metal Indonesia yang kerap kali bergunta-ganti personil. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya para personil yang sempat mengambil peran
penting dalam Dead Squad dan namanya sudah banyak dikenal oleh komunitas
musik underground seperti Ricky (seringai), Prisa Adinda Arini Rianzi,
dan Babal (Alexander).
Purgatory
Sosok tujuh personil yang selalu
memakai topeng menyeramkan selalu terbesit dalam benak kita saat
mendengar nama band yang satu ini berkumandang. Purgatory merupakan
salah satu band legend Indonesia yang terbentuk sejak tahun 1994 di
Jakarta. Nama Purgatory sebenarnya diambil dari salah satu film horor
yang cukup terkenal yang berjudul A Nightmare on Elm Street dengan sang
ikon Freddy Krueger, selain itu Purgatory pun mempunyai arti khusus yang
berarti “tempat penyucian dosa”.
Purgatory termasuk band Death Metal
yang paling banyak bergunta ganti personil, setidaknya ada 8 mantan
personil Purgatory yang sempat menjadi bagian dalam band ini. Hingga
saat ini Purgatory sudah merilis 10 album selama karirnya. Dengan album
terakhir “The Art of Metal” pada tahun 2006.
Dajjal
Dajjal merupakan salah satu band
death metal legendaris asal kota Bandung yang terbentuk pada tahun
1995. Band ini termasuk salah satu band death metal Indonesia yang kerap
kali bergunta-ganti personil, Setidaknya ada 6 personil yang sempat
menjadi bagian dalam band ini. Pada masa keemasaanya Dajjal banyak
menggelar tour dan mengikuti berbagai event di kota-kota besar
Indonesia.
Dajjal sempat vakum beberapa tahun
dikarenakan banyaknya personil yang hengkang dari band tersebut, dan
akhirnya setelah Dajjal mendapatkan personil baru yang yang pas dengan
mereka, Dajjal berhasil hidup kembali dan sekarang band ini tengah
mempersiapkan album kedua yang rencananya akan diberi judul “HUMAN DARK
SIDE”.
Bleeding Corpse
Bleeding Corpse merupakan salah satu
band Death metal Indonesia yang mencuat ke permukaan dengan album
pertamanya yang berjudul “Ressurection of Murder”. Band ini juga sempat
meramaikan musik death metal tanah air dengan hitsnya yang berjudul
“Bangkai para Pendosa” pada tahun 2008 yang sangat booming di kota
Bandung dan kota-kota lainnya di Indonesia. Menurut berbagai sumber,
sekarang Bleeding corpse sedang menggarap album kedua yang akan siap
dirilis secepatnya.
Infamy
Satu lagi band metal indonesia yang
mempunyai kualitas dan memang pantas dijuluki sebagai salah satu band
metal terbaik Indonesia. Infamy merupakan band asal kota bandung yang
beranggotakan Ahardy ‘Markonyank’ (Low Screaming Truth), Bharta ‘Barbar’
(Sixx Wired Destructo), Irvan ‘Asuy’ ( Four Low Attack), Ryan ‘Partoz’
(Groove Beater Machine). Infamy berdiri pada tahun 1994 dan sang legenda
Ivan “scumbag” turut menjadi bagian penting akan terbentuknya band ini.
Saat ini Infamy sudah berhasil merillis dua album yang berjudul
“Infamy” pada tahun 2003 dan “Hatermonial” pda tahun 2011.
Death Vomit
Death vomit merupakan band asal kota
Yogyakarta yang terbentuk pada pertengahan tahun 1995. Band bergenre
death metal ini awalnya terbentuk dari sebuah komunitas bernama Jogja
Corpse Grinder (JGD). Band death metal asal kota Yogyakarta ini sekarang
beranggotakan Sofyan Hadi (Gitar/Vokal), Oki Haribowo (Bass), dan Roy
Agus (Drum). Death Vomit juga pernah beberapa kali menjadi band pembuka
dibeberapa konser band-band metal dunia internasional seperti Bahemoth,
Dying Fetus, Psycroptic, dan Napalm Death.
Nemesis
Nemesis merupakan band metal asal
kota bandung yang berhasil menempati posisi ketiga dalam acara L.A
LIGHTINDIEFEST pada tahun 2008, dan hasilnya lagu “About Eve” dimasukkan
dalam album L.A. LIGHTS INDIEFEST 2008 vol. 3 yang tersebar keseluruh
Indonesia. Pada tahun 2009, Nemesis mendapat kesempatan bergabung
bersama Burgerkill untuk tour yang bertajuk “Kesetiaan untuk Logam 2009″
di tiga kota besar indonesia seperti Bandung, Solo dan Malang. Akhirnya
pada pertengahan tahun 2010, band ini sudah mulai memasuki studio
rekaman untuk materi album pertama mereka berjudul
“Battlefieldgenosida”.
Langganan:
Postingan (Atom)